Terkadang manusia hanya berharap selalu menerima pemberian orang lain tanpa kerja keras dan berusaha. Hal ini sudah lumrah terjadi di tanah air tercinta ini bahwa orang-orang hanya mampu mengais rezeki lewat mengadahkan tangannya tanpa berusaha. Boleh jadi selama ini kita kufur nikmat. Faktanya, Allah telah memberikan oksigen kepada diri manusia untuk bernafas namun tidak memanfaatkan hidupnya. Allah telah memberikan penglihatan kepada manusia namun tidak memanfaatkan penglihatannya untuk melihat suatu yang bermanfat. Allah telah memberikan akal kepada manusia namun tidak untuk berfikir ke depan. Melalui artikel singkat ini penulis mengajak mahasiswa untuk tidak lagi bergantung kepada orang lain demi mencari sebuah keberhasilan.
Sebenarnya semua manusia berpotensi untuk menjadi orang kaya karena pada diri manusia terdapat daya cipta, rasa, dan karsa. Apabila manusia bisa menggunakan ketiganya maka hidupnya akan beruntung. Ketiga daya tersebut merupakan olahan dari otak(akal) manusia. Jika manusia menggunakan akalnya untuk berfikir ke depan maka ia mampu menciptakan sesuatu yang akan dibutuhkan atau dimanfaatkan manusia lainnya. Jikalau manusia mampu merasakan kondisi dan lingkungan yang kurang baik maka ia menyiasatinya agar kondisi dan lingkungan itu agar lebih baik. Jikalau manusia mampu memanfaatkan nafsu positifnya maka ia akan berkehendak untuk mencari solusi dari hidup ini.
Yusuf Qardhawi, seorang ulama kontemporer, menulis (Quraish Syihab: 1996: 449) :
Menurut pandangan Islam, tidak dapat dibenarkan seseorang yang hidup di tengah masyarakat Islam, sekalipun Ahl Al-Dzimmah (warga Negara non-Muslim), menderita lapar, tidak berpakaian, menggelandang (tidak bertempat tinggal) dan membujang.
Tujuan hidup kita adalah mencari kesuksesan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Kenapa kesuksesan selalu dikaitkan dengan akhirat dan kenapa kebahagiaan selalu disejajarkan dengan akhirat? Untuk itu kita telusuri dahulu makna kebahagiaan dan kesuksesan. Seorang ahli hikmah mendefinisikan kesuksesan ialah keberhasilan dalam mencapai apa yang dikehendaki, sedangkan kebahagiaan adalah menikmati apa yang anda capai(Ibrahim : 2004:19). Setelah kita telusuri maknanya ada baiknya akan kita telisik korelasinya antara kesuksesan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Korelasi kata kesuksesan secara eksplisit dikandung di dalamnya kata dunia karena kesuksesaan diukur dengan kemapanaan seseorang di bidang keduniaan atau kemampuan seseorang menghadapi dan menyelesaikan masalah di dunia.
0 Komentar