Makin seseorang bersosialisasi dengan orang banyak, maka orang itu bisa menampati dirinya di dalam suatu komunitas. Perkataan itu yang saya tidak lupa dari seorang dosen sosiolinguistik. Memang hal itu saya alami ketika saya menemui banyak orang mulai dari rekan kerja, kaum eksekutif, dan kaum berpendidikan. Bersama rekan kerja, saya mulai beradaptasi dan membiasakan untuk membicarakan tentang pendidikan yang ada di Indonesia karena bersesuaian dengan profesi saya sebagai guru. Adapun saya bertemu kaum eksekutif, saya memahami bahwa diri seorang eksukutif selalu membicarakan hal yang bersifat ekonomis. Sedangkan ketika saya bertemu dengan kaum intelektual muslim khusunya mereka membicarakan tentang hal yang berkaitan dengan ilmu baik ilmu agama maupun ilmu duniawi.
Kadang manusia ingin memaksakan pendapatnya di dalam suatu komunitas. Padahal di dalam kehidupan demokratis, haruslah kita menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Kita bisa mulai membiasakan bahwa mungkin pendapat yang kita layangkan belum sempurna. Maka itu mungkin saja pendapat oranglain bisa dipertimbangkan dengan akal dan nurani sehat. Tunjukan bahwa diri kita seorang yang fleksibel dan menjadi formulitas di dalam sebuah komunitas. Seorang yang fleksibel yaitu memberikan probabilitas orang lain untuk menyampaikan pendapat dengan tidak mematahkan aspirasinya atau menganggap idenya tidak bagus. Sedangkan orang yang berformulasi yaitu seseorang yang mempunyai ide-ide cemerlang untuk membangun komunitas yang ia tempati. Tapi ingat formulasi yang kita layangkan dengan prinsip mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
0 Komentar