Tantangan begitu terasa ketika kegagalan direngkuh oleh manusia. Hal itu disebabkan tidak ketelitian dan kesabaran dalam menyikapi langkah yang diambil. Ketelitian dan kesabaran ini buah dari pertimbangan manusia untuk mengambil satu keputusan. Karena tanpa itu semua reliabilitas manusia terlalu sombong, seakan kebenaran menaungi dirinya. Perlu kita bahas satu persatu disini, bahwasannya ketelitian berakar dari alur logistik (manajemen akal) manusia. Dengannya kita selalu berhati-hati sekaligus mematangkan jiwa untuk bertindak. Sedangkan kesabaran adanya di dalam hati, karena sabar merupakan sifat abstraktif manusia di dalam menghadapi segala sesuatunya. Artinya retorika sabar bukan hanya dilisankan di mulut tetapi juga harus terpatri di hati.
Tujuan dari keputusan manusia adalah mengambil satu yang terbaik dari yang baik. Untuk itu cara pandang sangat dibutuhkan dalam menuju satu keputusan tersebut. Cara pandang bukanlah ideologi yang harus disestematisir oleh manusia. Artinya cara pandang merupakan satu kematangan intuisi manusia diikuti cara berfikir manusia untuk mendapatkan prospek yang cerah. Maka itu cara pendang merupakan salah satu inisiasi yang harus ditimbulkan untuk membuahkan hasil. Kadang cara pandang perlu nasehat dari orang-orang yang sudah sukses. Adapun nasehat yang terbaik dari orang tua sendiri. Maka dapat disimpulkan nasehat dan cara pandang merupakan alur selinier untuk membuahkan satu keputusan yang kongkret.
Literatur teori banyak dipaparkan oleh manusia-manusia yang terpatri oleh kerangka berfikir. Kadang teori-teori tersebut sangat mudah untuk dikemukakan di depan khalayak umum. Alangkah baiknya teori-teori tersebut disimpan hingga usang, daripada dipaparkan tanpa dijalankan. Perjalanan ini memang butuh teori akan tetapi lebih indah teori tersebut dijalankan sesuai proporsinya. Kenapa teori itu muncul kepermukaan ? Agar manusia mengambilnya untuk diletakan sebagai cara pandang. Jadi sebelum mengambil satu yang holistik manusia memerlukan cara pandang supaya kidung-kidung kesalahan tidak menyelami diri manusia itu sendiri.
0 Komentar