Dia bernama Syaikh Umar al-Muhdar bin Abd al-Rahman al-Saqqaf.
Dia lahir di kota Tarim. Sejak kecil hingga besar dia berada di bawah bimbingan
ayahnya. Sejak kecil al-Muhdar telah mengungguli teman-temannya karena
kemampuan menghafal yang luar biasa. Bahkan setiap kitab yang di abaca, dia
mampu menghafalnya. Dia memperdalam fiqih kepada al-Fiqih Abu Bakar bin
Muhammad Balhaj Ba Fadhal.
Setelah
dewasa, ia melakukan mujahadah nafsiyyah hingga dia mampu tidak makan
berhari-hari ketika fana’, bahkan diriwayatkan bahwa selama 30 tahun tidak
pernah makan kurma. Bila disajikan kurma di hadapannya, dia membolakbalikannya dengan
tangan, kemudian kurma tersebut dibagikan kepada siapa saja yang hadir. Juga
diriwayatkan bahwa sewaktu di Buraidah al-Misyqash, dia hanya mengonsumsi air
putih, dan sewaktu pergi haji dia tidak makan dan minum selama 40 hari. Tirakat
seperti ini tidak mengurangi semangat dan kekuatannya dalam beribadah di Baitullah.
Dia wafat pada hari Senin bulan Dzulqa’dah, tahun 833 H. Dia meninggal setelah
mendengar azan untuk shalat Zuhur. Dia mengambil wudhu kemusian shalat. Dia wafat
ketika sedang sujud dalam shalat.
0 Komentar