Kadang kita dihadapi oleh
kata-kata “sabar tidak ada batasnya”. Namun di era modern ini sifat ini begitu
mahal dan langka. Hal ini disebabkan dengan masalah yang pelik menghampiri
hidup manusia. Mulai dari kesabaran di dalam mencari kebutuhan hidup, kesabaran
mencari solusi permasalahan, dan sabar dalam menghadapi kenyataan hidup. Untuk
itu dalam memahami kesabaran tersebut bisa kita peroleh dari orang-orang yang
terdahulu.
Nilai kesabaran seseorang hanya orang itu yang
bisa mengukurnya. Sebab sabar itu timbulnya di dalam hati seseorang bukan dari
lisan orang tersebut. Berapa banyak orang yang berkata saya sabar dalam
menghadapi hidup tapi pada akhirnya ia ungkapkan dengan emosi atau amarah.
Sabar yang demikian hanya sebatas lisan tapi tidak dilakukan dengan sepenuh
hati.
Sabar merupakan
output dari keimanan seseorang. Jika iman semakin tinggi maka ujian datang
menghampiri. Bila kita menilik sejarah
Islam, betapa keimanan nabi Nuh luar biasa dahsyatnya, selama seratus tahun ia
berdakwah, ia hanya mendapatkan tujuh puluh dua orang yang beriman kepada
Allah. Belum lagi anak dan istrinya menjadi ujian terbesar tatkala keduanya
tidak mau mengikuti jalan tauhid yang dibawa olehnya. Disinilah nabi Nuh
mendapatkan gelar sebagai salah satu nabi Ulul Azmi karena kesabarannya.
Masih banyak
cerita-cerita tentang sabar dari orang-orang terdahulu. Sehingga di dalam
kesabaran tersebut ada pertolongan dan solusi dari Allah. Orang-orang yang
sukses dan bahagia awalnya dari sebuah kesabaran. Tentunya hal ini pernah
disabdakan oleh Rasulullah, “Ketahuilah bahwasannya pertolongan Allah bersama
kesabaran, dan solusi bersama beban yang berat, dan kemudahan bersama
kesulitan”.
Bila hadis itu
disikapi secara menyeluruh bahwa kesabaran tersebut telah dijalani oleh Rasulullah.
Sifat sabar tersebut merupakan perjalanan panjang dari kehidupannya. Sehingga
ia mendapat julukan agung yaitu uswatun hasanah (teladan umat). Salah satu yang
harus diteladani yaitu sifat sabarnya. Melalui
kesabaran beliau Islam tersebar dengan indah. Secara historik, ketika
Rasulullah dilempari kotoran oleh kaum kafir Quraisy, beliau bersabar dan
sambil mendoakan kafir Quraisy tersebut mendapatkan hidayah.
Orang-orang yang
sabar juga mendapatkan kedudukan dari Allah tersendiri. Karena Allah mempunyai
nama As-Shobur yang berarti Maha Penyabar. Dari situlah Allah menyematkan
derajat yang tinggi pada mereka. Sebagaimana Sabda Rasulullah:
“Apabila seorang hamba disegerakan
kedudukan dari Allah yang tidak diperoleh karena amalnya, niscaya Allah akan
mengujinya pada dirinya, keluarganya, dan hartanya, lalu Allah menjadikan sabar
atas ujian itu, sehingga ia memperoleh kedudukan yang disegerakan baginya itu
dari Allah.”
0 Komentar