Manusia merupakan mahluk sempurna yang diciptakan Allah Swt.
Kesempurnaan tersebut meliputi akal dan pikiran untuk membangun sebuah
peradaban. Namun peradaban tersebut membutuhkan manusia yang mampu mengintegrasikan
antara akal, agama, dan akhlak. Sebagaimana hal ini diungkap oleh Umar bin
Khatab RA bahwa dasar seseorang ada pada akalnya, perbuatanya ada pada
agamanya, dan harga dirinya terletak pada akhlaknya (Imam Mawardi:1992:9).
Realitas yang berkembang di masyarakat,
kecerdasan akal masih menjadi barometer untuk sebuah keberhasilan dan
kesuksesan. Akan tetapi capaian dari kecerdasan akal belum tentu seseorang
mempunyai batasan dalam berbuat dan bertindak. Bisa, kita lihat banyak dari
manusia yang cerdas secara zahirnya akan tetapi ia melakukan tindak kriminal.
Kondisi yang demikian akan berdampak bagi kemunduran peradaban di zaman
sekarang.
Tantangan zaman modern, yaitu
mengharmonisaskan antara kecerdasan akal dan kecerdasan spiritual. Penyelarasan
tersebut dengan cara menyeimbangkan pengetahuan umum dan pemahaman agama yang
holistik. Sehingga akal dan emosi akan sejalan dalam membangun karakter
positif. Sebagaimana Statment Imam Mawardi “Ketahuilah bahwasannya melalui
kecerdasan (kecerdasan akal dan kecerdasan spiritual) akan diketahui
kebenaran-kebenaran perkara, dan dengannya pula akan dipisahkan
kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan” (Imam Mawardi:1992:9).
Maka seseorang untuk sampai kepada kedua
kecerdasan tersebut membutuhkan dua ilmu. Dua ilmu itu ialah ilmu akhirat dan
ilmu dunia.. Ilmu-ilmu akhirat yang berkaitan dengan ilmu-ilmu agama. Ilmu dunia
berkaitan dengan ilmu-ilmu yang berkembang untuk mashlahat di dunia. Adapun seseorang
belajar ilmu agama itu wajib dan menuntut ilmu dunia itu fardu kifayah(Imam
Ghazali:1996:5)
Nabi bersabda, “Pemahaman terhadap agama
itu wajib pada setiap muslim, ketahuilah oleh kalian, pelajarilah, ajarilah,
pahamilah, dan jangan kalian mati dalam keadaan bodoh”. Hadis tersebut
menunjukkan betapa penting ilmu agama bagi diri umat muslim. Sebab ilmu
tersebut yang menjadikan seseorang menyadari bahwa hidup di dunia ada
batasannya. Batasan tersebut yaitu aturan-aturan Allah yang tidak boleh
dilanggar.
Imam Syafi’i memberikan gambaran tentang
pentingnya ilmu agama dan ilmu dunia dengan keutamaan-keutamaan keduanya. Beliau
berkata, “Barangsiapa yang mempelajari al-quran maka agung nilainya,
barangsiapa yang mempelajari fiqih (hukum agama) maka ia akan mulia
keputusannya, barangsiapa yang mempelajari hadis maka kuat pendapatnya, barangsiapa
yang belajar matematika maka ia akan berfikir otaknya, barang siapa yang
mempelajari bahasa maka akan baik wataknya, dan barangsiapa yang ia
tidak merendahkan egonya, maka tidak akan bermanfaat ilmunya(Imam
Mawardi:1992:26).
0 Komentar