Sabar merupakan salah satu sifat yang mulia. Bahkan Allah memberi
pujian atau apresiasi pada sesorang yang mempunyai sifat tersebut. Karena sifat
tersebut adalah cara untuk menahan hawa nafsu. Sebagaimana Firman-Nya di dalam alquran:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar:10)
Rasulullah
merupakan sosok yang bisa menjadi cerminan dari sifat mulia tersebut. Kesabaran
beliau mempunyai peringkat tertinggi dari nabi-nabi terdahulu. Ketika kita
melihat Sirahnya maka dideksripsikan ketika ia dilempari kotoran hewan dan
manusia oleh kafir Quraisy di Thaif. Maka ia bersikap bersabar dan tidak mau
melawan mereka. Sampai ketika itu malaikat penjaga gunung datang kepadanya dan
menawarkan untuk menimpakan gunung tersebut kepada orang-orang yang memerangi
rasulullah. Malah Rasulullah mendoakan mereka yang berbuat zalim kepadanya.
Kisah
tersebut membawa ibrah bahwa kesabaran Rasulullah adalah tauladan bagi umat
muslim yang harus diikuti. Adapun Rasulullah juga memberi gambaran melalui
hadisnya bahwa “Sesungguhnya sabar ada pada sifat yang utama”. Untuk itu, memiliki
sifat sabar itu tidak mudah dan butuh mujahadah. Biasanya sifat sabar dan
penjelasannya ada pada diri sufi. Maka itu saya akan menulis sabar dalam perspektif
Sufi.
Sabar menurut Imam Junaid al-Baghdadi mengatakan bahwa
sabar merupakan meneguk kepahitan tanpa wajah yang cemberut (Imam
Qusyairi:2011:226). Tutur beliau mengandung makna bahwa seseorang yang bersabar
itu selalu bahagia. Tidak menampakkan kesulitan atas musibah yang tertimpa
kepadanya. Sehingga keyakinannya bertambah bahwa Allah akan memberikan solusi
kepadanya secara cepat atau lambat.
Disisi lain Ibnu Athoillah menyatakan bahwa sabar adalah
berdiri diatas musibah sambil memperbaiki adab-adab (Imam Qusyairi:2011:226).
Disinilah tokoh penulis kitab Al-Hikam mempunyai perspektif bahwa musibah yang
datang kepada seseorang harus disikapi dengan menambah cinta kepada Allah,
sesama manusia, dan kepada alam.
Mungkin Allah memberikan musibah kepada seseorang, karena
Ia ingin melihat hamba-Nya dalam meningkatkan kecintaan kepada-Nya melalui
medium ibadah . Biasanya, seseorang dalam keadaan sulit dan susah maka ia akan
dekat dengan Tuhan-Nya dan apabila ia dalam keadaan senang dan bahagia kadang
lupa kepada-Nya. Namun adab-adab disini yang perlu diperhatikan adab kepada
Allah melalui Ibadah dan adab-adab kepada mahluk-mahluk-Nya yang lebih dikenal dengan
muamalah. Adab kepada Allah melalui khusyuknya di dalam ibadah wajib (shalat
fardhu) dan memperhatikan ibadah-ibadah sunnah yang lainnya.
Adapun adab-adab kepada mahluk-makhluk-Nya dengan prinsip
kasih sayang dengan cara-cara nabawiyah (Cara Nabi Muhammad). Kasih sayang
tersebut antara lain menghargai, menghormati orang lain dan memberikan kasih
sayang kepada hewan. Sebagimana ketika kita membaca secara histori kehidupan
nabi Muhammad berdasarkan prinsip humanisme. Bersahabat baik dengan sesama muslim
dan bisa berbaur dengan orang di luar muslim. Selain itu nabi mencintai
kucingnya yang bernama Muezza.
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani (Syekh Al-Jilani:2016:258)
berkata bahwa sabar bersama Allah adalah wajib bukanlah sunnah. Beliau
menambahkan bahwa sabar itu wajib bagi setiap mukallaf serta ridho terhadap
ketentuannya. Melalui pernyataan beliau bahwa posisi sabar disetarakan dengan
shalat. Sebagaimana kesetaraan tersebut terlihat dari Firman Allah: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu', (QS Al-Baqarah:45)
Ayat
tersebut menunjukan bahwa pentingnya sabar bagi manusia. Karena hidup tanpa
sebuah kesabaran akan menimbulkan sifat amarah, emosi, dan egois. Jika ketiga
sifat tersebut melekat pada manusia maka akan terjadi kerasnya hati. Implikasi
kerasnya hati seseorang, ia akan berbuat sesuatu melampaui batas, dan tidak akan
menerima nasihat dan kritik dari orang lain. Hal tersebut bisa menjadikan
seseorang bertindak sesuka hatinya.
Untuk
itu kesabaran adalah sifat yang dibutuhkan pada diri masyarakat modern. Kenapa
demikian? Permasalahan dan problematika berat sedang dan akan dihadapi oleh
mereka. Melalui gadget dan media sosial lainnya, mereka bisa melihat dunia. Hal
itu bisa berdampak pada keinginan akan sesuatu harus dipenuhi dengan segala
cara. Sehingga mereka mengikuti hawa nafsunya tanpa pikir panjang.
0 Komentar