Pandemi
Covid 19 yang menyerang dunia membawa dampak negatif pula bagi Indonesia.
Implikasinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di negeri
ini. Mulai dari pembatasan jam operasional kendaraan umum, pembelajaran jarak
jauh yang diberlakukan dari sekolah dasar hingga universitas, dan penutupan
tempat ibadah sementara.
Pembatasan
ibadah di masjid-masjid sudah mulai diberlakukan pada zona merah yang
terindikasi Covid 19. Sampai-sampai hampir seluruh masjid di-lockdown baik terkait dengan shalat fardhu dan shalat
jumat. Walaupun keadaannya demikian, adzan masih dikumandangkan di
masjid-masjid. Bahkan di beberapa negara meyakini adzan membuat virus-virus itu
takut. Benarkah hal itu adanya?
Adzan
secara etimologi yaitu panggilan untuk shalat (Iqbal Zaki:2008:11). Istimewanya
adzan terus berlangsung dari satu masjid ke masjid lain dan bahkan suara tersebut
berputar dari satu negara ke negara lain. Hal tersebut disebabkan oleh
perbedaan waktu antara satu wilayah dan wilayah lain. Sehingga suara azan terus
berotasi sama halnya dengan perputaran bumi.
Sayyid
Muhammad bin Alwi al-Maliki menyatakan bahwa Allah memberikan karunia kepada
umat Nabi Muhammad melalui adzan. Karunia tersebut datang baik dari adzan itu
sendiri dan muadzin yang mengumandangkanya. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Tidaklah
jin, manusia, dan sesuatu mendengar adzan seorang muadzin kecuali adzan
tersebut bersaksi atasnya (muadzin) pada hari kiamat.” (HR.Bukhari). Hadis
tersebut mengindikasikan bahwa suara adzan tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun.
Di
Hadis lain Nabi bersabda, “Sesungguhnya syaitan jika mendengar panggilan
adzan untuk shalat, ia akan pergi sampai dirinya mengumpat di tempat yang
aman.” Bahkan dalam suatu riwayat tempat aman tersebut, jaraknya dari
Madinah sejauh enam mil.
Imam
Nawawi al-Dimasyqi mengatakan bahwa syaitan terkentut-kentut ketika berkumandang
seruan adzan. Sebab pada kumandang adzan
tersebut terdapat penguatan tauhid dan syiar Islam. Beliau menambahkan bahwa
pada adzan itu pula-lah syaitan putus asa utuk mengganggu manusia karena
tersebar suara tauhid.
Bila
dianalogikan syaitan dan Virus Corona, dua makhluk yang tidak kasat mata
manusia dan secara naratif menggangunya . Maka, tidak salah ada jika ada yang
mengatakan bahwa adzan sebagai salah satu yang membuat virus Covid 19 itu
menciut. Maka selama penutupan masjid-masjid karena Pandemi Virus tesebut,
tetaplah muadzin mengumandangkan adzan atas lima waktu yang telah ditetapkan
syara’. Wawlahu a’lam.
0 Komentar