Berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh negara-negara yang terkena dampak virus corona untuk mengurangi penyebaran virus tersebut di negaranya, termasuk negara Indonesia. Upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain, pemerintah secara resmi menetapkan wabah virus corona (Covid-19) sebagai Bencana Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 Sebagai Bencana Nasional. Selain itu mengeluarkan kebijakan yang menguatkan ketersediaan dan keandalan infrastruktur penanganan covid-19. Sejauh ini, upaya pemerintah serta profesionalitas garda depan kesehatan dapat disebut juga sebagai fondasi penanganan covid-19. Meskipun belum mampu menghentikan persebaran virus, tetapi kesigapan pemerintah dan tenaga medis terbukti mampu menghambat dan menghambat persebaran.
Kebijakan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu kebijakan untuk penyelenggaraan edukasi bahaya covid-19 bagi seluruh masyarakat antara lain untuk melakukan social distancing, physical distancing, tidak berkumpul lebih dari 10 orang, tidak keluar rumah jika tidak perlu, dan membersihkan diri sebelum masuk ke dalam rumah. Meskipun hal ini terlihat mudah, dalam kenyataannya tidaklah sederhana. Sejauh tidak ada kebijakan edukasi sosial yang tepat, keresahan dan kepanikan masyarakat tetap berlangsung. Informasi tak terkendali tentang covid-19 dan kegagalan persuasi memutus rantai persebaran, menjadi cermin tidak adanya perubahan sikap dan perilaku. Bila hal ini berlanjut, dampak fungsional juga tidak akan berjalan untuk edukasi bahaya covid-19. Selain itu, sifat komunal dan pola mata pencaharian kerap menegasi langkah terapan edukasi sosial. Kebijakan edukasi sosial bahaya covid-19 harus disusun secara sistematis tanpa menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat. Tujuannya, menyiapkan masyarakat menghadapi bahaya covid-19 secara cerdas dan bijak, selayaknya edukasi tentang cara menghadapi bencana alam. Hanya dengan kebijakan edukasi sosial inilah pengendalian covid-19 dapat dilakukan
Kebijakan nasional untuk memobilisasi dunia
industri berpartisipasi menghadapi covid-19. Pelibatan industri nasional
dilakukan dengan meminta mereka untuk sementara waktu memproduksi secara massal
peralatan pencegahan, pemeriksaan, dan penanganan covid-19. 'Mimikri' usaha
yang demikian diarahkan untuk mencukupi ketersediaan masker, sanitizer, APD,
serta bahan pangan bagi kalangan yang rentan pada kebutuhan primer ini serta
Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 merupakan langkah
bermakna dalam mengatasi covid-19. Selain mensinergikan langkah-langkah percepatan,
gugus tugas ini perlu memperhatikan sinergi kebijakan di atas. Hal yang tentu
harus diutamakan ialah 'mengawal' percepatan dan penerapan kebijakan hingga ke
daerah-daerah sehingga mewujud kesatuan tindakan dalam penanganan covid-19.
Selain kebijakan yang
sudah dibentuk oleh pemerintah, terdapat inovasi- inovasi baru dari masyarakat
yang tentunya bekerja sama dengan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus
corona. Inovasi ini berguna untuk membantu warga yang ingin berkonsultasi
dengan dokter. Karena semenjak virus corona menyebar kegiatan di rumah sakit
sangat dikurangi, menyebabkan beberapa dokter tidak praktik menyebabkan dokter
yang praktik lebih sedikit. Maka dari itu Kementerian Kesehatan bekerja sama
dengan Gojek, Grab, Halodoc dan Good Doctor menjadi salah satu solusi yang
dapat dimanfaatkan masyarakat untuk tetap berkonsultasi kesehatan tanpa harus
datang ke rumah sakit. Karena dengan memanfaatkan teknologi salah satu upaya
pencegahan dan penanganan virus corona di Indonesia. Melalui pemanfaatan
teknologi ini, diharapkan rumah sakit di seluruh Indonesia tidak mengalami
penumpukan jumlah pasien. Dengan adanya teknologi ini, membuat pasien menjadi
kebingungan untuk menentukan waktu kapan harus ke rumah sakit.
Hasil dari kolaborasi
ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk menghadapi pandemi virus corona,
Covid-19 secara bersama-sama. Diharapkan dengan adanya teknologi ini dapat
memberi informasi dan edukasi, serta pemanfaatan infrastruktur ini dalam rangka
upaya pencegahan serta meringankan tugas para medical professional
(tenaga medis) dalam menangani pasien di rumah sakit. Berbagai fitur yang
dikembangkan aplikasi transportasi online, akan memudahkan, baik para tenaga
medis, masyarakat, maupun pasien di rumah sakit yang membutuhkan akses kesehatan.
Teknologi yang dihasilkan dari kolaborasi tersebut bernama telemedicine. Dengan
adanya telemedicine bisa membantu dalam mengantisipasi meluapnya pasien di
rumah sakit. Dikarenakan aplikasi ini dapat berkonsultasi kesehatan
secara online, dengan begitu akan membantu dalam penapisan awal. Dalam hal ini,
dokter-dokter dalam telemedicine akan membantu konsultasi kesehatan. Dokter
akan menyarankan apa yang perlu dilakukan, penanganan obat dalam waktu
sesingkat-singkatnya. Setelah konsultasi selesai obat langsung diantarkan ke
pasien. Selain itu, para dokter dalam aplikasi konsultasi kesehatan ini, juga
dapat memberikan rekomendasi rujukan, jika diperlukan, terutama saat ada
kondisi bahaya yang dialami pasien. Maka dari itu aplikasi telemedicine juga bekerjasama
dengan Kemenkes untuk merujuk pasien-pasien tersebut ke rumah sakit yang
dituju. Mengingat jumlah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit memiliki
batasan kapasitas, maka telemedicine dinilai memiliki peranan penting dalam
situasi pandemi virus corona yang saat ini mewabah secara global. Dan juga
teknologi rapid test dan swab test juga sudah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia untuk menangani kasus wabah Covid-19 ini
Jika ingin melihat teknologi apa saja yang digunakan oleh pemerintah di luar negeri,
maka contoh-contohnya adalah sebagai berikut:
1.
Pengiriman Udara
Pengiriman udara ini dilakukan oleh pesawat tanpa awak atau
drone. Hal ini dilakukan karena hampir tidak memerlukan tenaga manusia untuk
melakukan pekerjaannya. Pertama kali dilakukan oleh perusahaan berbasis
teknologi kecerdasan buatan di Singapura bernama Antwork. Perusahaan tersebut
sudah melakukan proses pengiriman barang yang mengirim logistik untuk keperluan
medis yang berlokasi di Zhejiang.
2.
Teknologi Administrasi Rumah Sakit
Rumah sakit yang menangani pasien kasus virus corona akan
membutuhkan lebih banyak perawat. Maka dari pada itu, salah satu perusahaan
teknologi yang bernama Ant Financial ini membantu proses administrasi pasien di
rumah sakit. Sehingga staf yang biasanya bekerja untuk administrasi bisa
dikerahkan untuk membantu tenaga medis. Hal tersebut juga dapat mengurangi
aktivitas yang memerlukan tatap muka yang berpotensi menularkan virus corona.
3.
Robot Disinfektan
Teknologi robot tersebut digunakan di berbagai rumah sakit
yang berada di China untuk melakukan sterilisasi virus. Melakukan penyemprotan
disinfektan di area rumah sakit yang tidak mempekerjakan manusia sama sekali.
Teknologi ini dikembangkan oleh perusahaan yang bernama TMiRob yang telak
menciptakan sebanyak 10 robot yang di sebar di berbagai rumah sakit di wilayah
Wuhan.
Gambar diambil dari: medium.com
0 Komentar