Di masa pandemi Covid 19 sangat terasa melemahnya ekonomi suatu negara. Sehingga kondisi yang demikian akan menimbulkan resesi ekonomi. Namun dalam hal yang demikian, optimisme seorang muslim harus terus bangkit dengan keimanan dan keyakinan. Golden Ways dalam kondisi seperti ini adalah “Allah tahu akan kebutuhan hamba-Nya”. Untuk mewujudkan golden ways tersebut yaitu dengan memperbanyak doa dan dzikrullah. Doa merupakan bentuk keyakinan kepada Sang Pemberi Rezeki, dzikir merupakan sarana untuk mengingat nama-Nya dalam kondisi apapun.
Ada ayat-ayat di dalam al-quran yang harus dilazimkan untuk dibaca pada kondisi paceklik seperti masa pandemi Covid 19. Ayat Kursi merupakan ayat yang tertera di dalam surat al-Baqarah ayat 255. Dinamakan ayat kursi karena memuat kata Al-Kursi. Ayat terebut ayat yang agung di mata Rasulullah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Ubay bin Kaab , “Paling agungnya ayat di dalam kitabillah (al-quran) ayat Kursi.”
Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki menyebutkan bahwa
Al-Kursi merupakan salah satu mahluk agung ciptaan Allah. Ia lebih besar
daripada seluruh langit dan bumi. Langit yang tujuh dan bumi yang tujuh
bukanlah apa-apa di sisi al-Kursi selain sebuah cincin yang dilemparkan ke
tanah lapang. (Muhammad al-Maliki:1971:246).
Di sisi lain ayat kursi mempunyai kandungan dan manfaat bagi orang yang membacanya di saat keadaan sulit. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membaca ayat kursi dan akhir surat al-Baqarah (ayat 285-286) pada kondisi paceklik maka Allah akan membantunya.” Hadis ini kemudian diberikan syarah oleh Abu Qatadah. Beliau berkata, “Barangsiapa yang membaca ayat al-Kursi pada saat kesusahan, niscaya Allah menolongnya.” Ia pun dinamakan ayatul Musta’inin wal Musta’idzin wal Mutarji’in wal Mustajirin (ayat orang-orang yang minta tolong, minta perlindungan, minta kembali, dan minta penjagaan). Juga dinamakan al-Haris (sang pengawal), al-Waqiyah (sang pelindung), dan Dafi’ah (sang pembela).”
Sayyid Muhammad
bin Alwi al-Maliki mengatakan bahwa ayat kursi juga dinamakan ayat al-fath
(ayat kemenangan), ayat al-barakah wa al-nama’ (ayat keberkahan dan
pertumbuhan), al-ayat al-muqaddasah (ayat yang dikuduskan), serta
dinamakan ayat al-tawhid (ayat pengesaan), dan ayat al-mustaghitsin
(ayat-ayat orang yang minta tolong). (Muhammad al-Maliki:1971:248).
Pernyataan di
atas menunjukkan bahwa ayat kursi yaitu ayat yang mengandung keberkahan. Berkah
secara etimologi yaitu menambah kebaikan atau kebahagiaan. (Yusuf Muhammad
al-Baqai:2008:107). Berarti ayat kursi yaitu ayat yang berimplikasi pada
kebaikan dan kebahagiaan bagi orang yang membacanya. Sebagaimana Rasul
bersabda, “Tuannya al-Quran yaitu surat al-Baqarah, tuannya surat al-Baqarah
yaitu ayat al-Kursi. Sesungguhnya pada surat tersebut terdapat lima puluh
kalimat, pada setiap kalimat mengandung lima puluh keberkahan.”
Muhammad
al-Baqir berkata, “Barangsiapa yang membaca ayat al-Kursi sekali maka Allah
akan menjauhkan atasnya atas seribu hal yang dibenci olehnya dari
kebencian-kebencian dunia, dan Allah juga menjauhkan hal yang dibenci olehnya
dari kebencian-kebencian akhirat. Selain itu Allah akan melenyapkan kebencian
dunia atasnya yaitu kemiskinan, dan Allah akan melenyapkan kebencian akhirat
atasnya yaitu azab kubur.”
Melalui
pernyataan di atas, umat muslim harus melazimkan membaca ayat kursi setelah
shalat atau dalam kondisi apapun kecuali di kamar mandi. Sebagaimana Rasul
bersabda, “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya membaca ayat al-Kursi maka
Allah akan mengutus tujuh puluh ribu malaikat yang meminta ampun dan mendoakan
untuknya. Lalu apabila ia kembali ke rumahnya serta masuk ke rumahnya dengan
membaca ayat al-Kursi kembali maka Allah menghilangkan kemiskinan di antara
kedua kelopak matanya (dirinya).”
Manfaat dan
khasiat yang luar biasa dalam membaca ayat Kursi tersebut. Jika ayat Kursi ini
dibaca setiap muslim yang ada di Indonesia maka resesi ekonomi akan tidak
menghampiri bumi pertiwi ini. Syekh Muhammad bin Abdurrahman al-Hubaisyi
menganjurkan umat muslim untuk melazimkan membaca ayat Kursi ini pada pagi,
petang, dan pada setiap waktu. Sebagaimana Rasul bersabda, “Tidaklah ayat
ini dibaca (ayat Kursi) di rumah melainkan syaitan kabur selama tiga hari,
bahkan ia kabur selama tiga puluh hari.
Lalu tidak masuk bila dibacanya atas sihir dan teluh selama empat puluh malam.”
Imam Al-Tsalabi juga berkata, “Allah
sungguh telah menjadikan ayat Kursi ini sebagai perlindungan bagi orang-orang
yang beriman atas gangguan syaitan.” (Muhammad al-Hubaisyi:1976:118).
Gangguan syaitan tersebut berupa goyahnya keyakinan dan keimanan kepada Allah
sehingga menyebabkan stress, depresi, dan putus asa. Padahal Allah telah
mengatur rezeki dan umur manusia sesuai dengan ketentuan-Nya. Namun seberapa
yakin dan dekat manusia dengan-Nya. Maka di dalam ayat Kursi inilah disebutkan
nama Allah Swt sebagai penambah keyakinan tersebut.
0 Komentar