Kopi, minuman yang digandrungi semua
kalangan. Minuman tersebut dianggap membuat tenang bagi penikmatnya. Apalagi
unsur cafein yang ada di dalamnya, mempunyai kandungan yang bermanfaat. Manfaat
tersebut diantaranya membuat bersemangat, menekan resiko jantung dan diabetes, serta
mengobati asam urat dan sakit kepala. (www.alodokter.com/kafein-bisa-menjadi-sahabat-sehat)
Kopi,
juga digemari para sufi di Yaman. Ketenarannya di negeri tersebut baru terlihat
pada tahun 1240 H. Kala itu minuman tersebut disebut bisa menggapai mabuk cinta
(mahabbatullah). Para sufi tersebut
meminum kopi tersebut untuk konsentrasi berdzikir. Maka dari itu kopi merupakan
minuman yang wajib disediakan pada halaqah-halaqah dzikir di Yaman. (Abdul
Halim: eranews.com:2014)
Kedai
kopi mulai terlihat di Cairo dekat Masjid al-Azhar, Istanbul, dan Suriah pada tahun 1554 M. Ketika
itu kedai itu sebagai tempat bercerita berbagai problematika yang dihadapi,
bertukar pikiran, dan melepaskan penat. Umumnya orang-orang yang mampir ke
kedai tersebut imigran dari negara lain yang berada di tiga negara tersebut. Setelah
mereka mampir ke kedai kopi tersebut maka ada ketenangan dan bersemangat dalam
menghadapi hari-hari kedepannya. (Abdul Halim: eranews.com:2014)
Hubungan
Yaman dan Indonesia juga terjalin melalui kopi. Dimana pada tahun 1696 M, saudagar-saudagar
Yaman mengirimkan kopi arabica ke pemerintahan Belanda di Indonesia melalui India.
Untuk
itu kopi sampai saat ini sangat digemari oleh rakyat Indonesia. Bahkan,
di era revolusi 4.0, kedai-kedai kopi dimodernisasi. Modernisasi tersebut,
tampak di dalamnya terdapat wifi agar membuat betah konsumen untuk membrowsing
internet melalui gawainya.
Di sisi lain, Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad juga termasuk tokoh sufi penikmat kopi. Ada waktu-waktu tertentu bagi dirinya untuk menikmati minuman tersebut. Pagi, selepas Zuhur, dan sepertiga malam adalah waktu yang dikhususkan beliau untuk menikmati kopi. Perlu diketahui, sebelum beliau menyicipi kopi tersebut ada surat-surat di dalam Al-Quran dan dzikir tertentu yang dibaca terlebih dahulu. Sebab dengan membacanya akan menambah keberkahan dalam meminumnya.
Ketika Imam Haddad minum kopi di waktu pagi maka sebelumnya ia membaca al-Fatihah, dan ayat
Al-Kursi. Tatkala selepas Zuhur, sebelum ia meminum kopi, ia membaca al-Fatihah,
al-Quraisy, al-Kautsar, dan al-Ikhlas. Pada waktu sepertiga malam, ia meminum
kopi diiringi membaca Ya Qowi 116 kali setelah
itu didiamkan lalu membaca al-Fatihah dan ayat al-Kursi kemudian meminumnya
lagi. (Ahmad bin Hasan al-Haddad:
1999:13)
0 Komentar