10 Muharram, hari yang sering biasa disebut dengan hari Asyura’. Hari
tersebut mempunyai kemuliaan di mata Umat Nabi Muhammad. Syekh Abdul Qadir
al-Jilani menjuluki hari tersebut yaitu hari kesepuluh yang penuh kemuliaan
yang Allah muliakan untuk umat Nabi Muhammad. Biasanya pada hari itu umat Islam
berpuasa, sebagaimana Nabi Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada
hari kesepuluh di bulan Muharram maka Allah akan membalasnya sama dengan pahala
sepuluh ribu orang yang
mati syahid dan sepuluh ribu orang yang berhaji dan berumrah.”
Sabda
Nabi Muhammad lainnya, “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Asyura’ maka
Allah akan mencatat untuknya pahala ibadah 60 tahun dengan puasanya dan
qiyamullailnya.” Hadis tersebut tersirat bahwa ada amalan-amalan lain
selain puasa pada hari tersebut. Amalan lain tersebut yaitu mengisi malam
dengan ibadah. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw, “Barangsiapa yang shalat (sunnah
qiyamullail) empat rakaat pada hari Asyura’ pada tiap rakaatnya ia membaca surat
al-Fatihah sekali dan lima puluh kali surat al-Ikhlas maka Allah akan
mengampuni dosa-dosanya lima puluh tahun yang telah lalu dan lima puluh tahun yang akan
datang.”
Namun jika tidak mampu dengan ibadah
tersebut Rasulullah memberikan alternatif, “Barangsiapa yang shalat (sunnah
qiyamullail) empat rakaat dengan dua salam pada setiap rakaatnya ia membaca surah
al-Fatihah sekali, al-Zalzalah sekali al-Kafirun sekali, al-Ikhlas sekali, dan setelah
salam membaca shalawat atas nabi Muhammad tujuh puluh kali apabila masih
terdapat waktu luang maka dapat pahala seperti hadis sebelumnya.”
Melihat keagungan malam Asyura’ tersebut, Sayyidina Ali RA berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan malam Asyura’ maka Allah akan memberikan apa-apa yang ia kehendaki.”
Di sisi lain di hari Asyura’ juga identik dengan hari lebaran anak
yatim. Dimana umat muslim dalam tradisinya berlomba-lomba mengadakan santunan
anak yatim di hari tersebut. Nabi telah bersabda,
“Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura’ maka Allah
angkat derajatnya di surga kepadanya pada setiap helai rambut anak yatim yang
diusapnya.” Makna mengusap di hadis tersebut bukan hanya makna tersurat
saja bahkan ada makna tersirat yaitu memberikan apa-apa yang kita mampu serta
memperhatikannya di bulan-bulan lainnya.
Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa yang bersedekah pada hari Asyura’ maka Allah akan
memberikan ia pahala sama dengan bersedekah setahun.”
Adapun perhatian suami
kepada keluarga juga dibutuhkan pada malam Asyura’. Biasanya para salafuna
salih membuat bahagia keluarganya di malam tersebut dengan cara memberikan
nafkah lebih kepada istri dan anaknya sehingga bisa memberikan hidangan yang terbaik
untuk keluarga. Sebagaimana Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw pernah
bersabda, “Barangsiapa yang meluaskan rezeki kepada istrinya pada hari
Asyura’ maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun.”
0 Komentar