Dua tahun mendatang, Indonesia akan memilih pemimpin baru yang akan menahkodai bangsa yang memiliki heterogenitas tertinggi di dunia. Tentu warga negara Indonesia menginginkan pemimpin yang mempunyai visi dan misi yang jelas. Bukan hanya saat kampanye saja calon pemimpin mengumbar manisnya janji-janji akan tapi ia harus meralisasikan janjinya saat memimpin negeri tercinta ini. Sehingga rakyat mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap pemimpinnya.
Partai-Partai
Politik mulai mencari sosok untuk difasilitasi untuk memenangkan kontestasi di
2024 ini. Bahkan sudah ada partai-partai yang memplot tokoh-tokoh nasional yang
dijadikan jargon dalam PEMILU yang diadakan dua tahun lagi. Namun, nitizen
masih tenang-tenang saja melihat gairah kompetisi berpolitik ini. Pasalnya, Rakyat
Indonesia masih berkutat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Bahkan, sebagian
dari mereka berkata, “Yang penting bisa menghidupi keluarga dulu, lagian
juga Pemilihan Presiden juga masih jauh, yang penting kami butuh harga-harga
kebutuhan pokok bisa turun.”
Melihat tanggapan
dari rakyat Indonesia tersebut, stabilitas ekonomi sebagai syarat yang
diinginkan dari pemimpin Indonesia yang baru nanti. Stabilitas ekonomi bisa
stabil karena daya beli masyarakat yang tinggi, pengadaan barang yang memadai,
dan ekspor barang yang meningkat. Daya beli masyarakat yang tinggi tentu
dilihat dari pendapatan masyarakat yang meningkat. Upah Minimum Regional
perdaerah memang berbeda, hal itu disebabkan tingkat kebutuhan yang ada di
daerah tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan, pemimpin mendatang bisa
menyesuaikan tingkat pendapatan dari harga-harga di pasar.
Pengadaan barang
yang memadai dipicu oleh bahan mentah yang tersedia. Bahan mentah, biaya produksi,
dan biaya pemasaran outputnya sebagai pertimbangan terhadap harga barang jadi
yang akan dipasarkan. Maka dari itu, pemimpin mendatang harus memikirkan
stabilitas harga di pasar melalui kunjungan ke beberapa daerah yang didampingi
mentri perdagangan. Sebab masyarakat yang disowani pemimpin akan lebih berasa
diperhatikan.
Ekspor barang ke
luar negeri mempunyai peranan dalam menghadapi saing yang tinggi terhadap impor
besar-besaran. Karena itu pemimpin perlu memperhatikan pengusaha-pengusaha baik
pengusaha besar dan kecil untuk memperlancar produksi dengan meminjamkan modal
secara berkala. Selain itu pemimpin harus memberikan motivasi terhadap barang
yang diekspor tersebut mempunyai sisi ciri khas yang lebih keindonesiaan.
Terkait dengan
pemimpin yang mempunyai perhatian terhadap ekonomi rakyat, Imam Abu Hasan
al-Maududi mengatakan bahwa pemimpin harus hadir dalam memakmurkan negara
dengan membangun dan memelihara infrastrukturnya. Pemipin harus cerdas dalam
membuat neraca pendapatan dan pengeluaran negara dengan baik dan mengikuti
syariat dalam membuatnya. (Imam Abu Hasan al-Maududi:2003:103)
0 Komentar