Abdullah bin Umar R.A, Usamah bin Zaid R.A, dan Zaid bin Tsabit R.A, tiga pemuda yang mempunyai reputasi baik di zaman Rasulullah. Ketiga pemuda tersebut mempunyai kesungguhan di dalam mendalami ilmu dan mengamalkan ilmunya. Abdullah bin Umar R.A atau yang biasa dipanggil Ibnu Umar R.A adalah pemuda yang banyak menerima hadis dari Rasulullah. Usamah bin Zaid, pemuda yang ahli dalam strategi dalam peperangan di zaman nabi Muhammad. Sedangkan Zaid bin Tsabit, pemuda yang menjadi ahli bahasa dan menjadi penerjemah bahasa asing di zaman Rasulullah.
Al-Quran
telah menjabarkan kesuksesan pemuda-pemuda terdahulu disebabkan karena keimanan
yang tinggi kepada Allah dan Rasul-Nya serta menggunakan akalnya untuk berfikir
sehingga Allah menganugrahkan petunjuk untuk mereka. Sebagaimana hal tersebut
telah diistilahkan di dalam al-Quran dengan Ulul Albab. Ulul Albab itu sendiri
dimaknai orang yang cerdas dalam ilmu.
Kata
Ulul Albab di dalam al-Quran termaktub 16 kali. Satu diantaranya ada pada QS
Shad/38:29:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا
آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang cerdas dalam akalnya.
Namun kecerdasan bukan hanya terletak dari banyaknya ilmu
yang diserap melainkan juga bagaimana ilmu tersebut diamalkan. Imam Ghazali
berkata, “Orang-orang ahli ilmu telah sepakat bahwa kemenangan dan
keberhasilan tidak dapat diraih kecuali dengan ilmu dan amal secara bersamaan.”
(Imam Ghazali:2016:24)
Pernyataan Imam Ghazali bisa diambil satu pandangan bahwa
jika seseorang mempunyai ilmu akan tetapi tidak diamalkan maka akan timbul
thulul amal. Thulul amal berarti panjang angan, seseorang yang
ingin mendapatkan sesuatu akan tetapi tidak bergerak atau melakukan untuk
tujuan yang dicapai. Sayyidina Ali pernah berkata,
أخوف ما أخاف عليكم اتباع الهواء و طول الأمل، فأما
اتباع الهواء فيصدّ عن الحق، وأما طول الأمل فنسي الآخرة
“Aku sangat takut apa yang terjadi pada kalian yaitu mengikuti
hawa nafsu dan panjang angan. Adapun mengikuti hawa nafsu yang sebabnya menentang
kebenaran. Sedangkan panjang angan yang
sebabnya dari melupakan akhirat.”
Melalui penjelasan-penjelasan di
atas, maka kesuksesan pemuda diraih melalui ketakwaan, mempelajari ilmu baik
ilmu agama juga ilmu dunia, serta mengamalkan ilmu tersebut penuh kesungguhan.
Sebagaimana firman Allah,
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى(13) وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا
رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَٰهًا ۖ لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (14)
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini
dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami
meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata,
"Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak
menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan
perkataan yang amat jauh dari kebenaran". (QS Al-Kahfi/18: 13-14)
Di
sisi lain, pemuda-pemudi harus diberi kesempatan untuk tampil dihadapan publik
sebagai estafet bagi generasi selanjutnya. Jangan sampai pemuda dianggap
sebelah mata oleh kaum tua. Sehingga hal tersebut akan menghambat dari proses perkembangan
kepribadian mereka untuk bersosialisai dalam kehidupan sosial.
0 Komentar