10 Muharram, merupakan tanggal yang mempunyai kesakralan bagi umat muslim. Tentu kesakralan tersebut bukan untuk menyakiti atau menzalimi diri sendiri. Akan tetapi kesakralan tersebut untuk a melakukan amal shalih dan perbuatan yang baik. Di antara amal-amal tersebut ialah berpuasa, bersodaqoh, melakukan ibadah, dan beristigfar (meminta ampun) kepada Rasulullah.
Syekh Yusuf bin
Hasan al-Dimasyqi menuturkan bahwa yaumul a’asyura (10 Muharram)
memiliki fadhillah yang agung, kehormatannya telah diakui sejak lama, dan
berpuasa pada tanggal tersebut untuk mendapatkan karunia harta zahir dan
bathin. Sebagaimana hadis Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
عن
أبي هريرة، عن رسول الله صلى الله عليه و السلام قال : يوم عاشوراءَ كانت تصومه
الأنبياء، فصوموه أنتم
“Hadis
diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw, beliau bersabda: pada 10
Muharram adalah puasanya para nabi, maka berpuasalah antum di tanggal
tersebut.”
Bahkan
Syekh Yusuf bin Hasan al-Dimasyqi dalam sebuah ceramahnya mengatakan bahwa
ahlul kitab berpuasa pada hari a’asyura begitu juga kaum Quraisy pada masa
jahiliyah ikut berpuasa pada tanggal tersebut. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad
Saw yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, maka ia berkata tatkala
Rasulullah berjalan di Madinah maka mendapati beberapa orang Yahudi yang sedang
berpuasa a’asyura. Lantas Rasullah bertanya kepada kelompok Yahudi
tersebut: “Apa yang menyebabkan kalian berpuasa di tanggal 10 Muharram.”
Mereka menjawab, “Ini hari yang sangat agung, karena Allah menyelamatkan Nabi
Musa dan kaumnya, serta Firaun dan kaumnya ditenggelamkan oleh-Nya, maka Musa
As berpuasa pada hari tersebut, lantas kami juga berpuasa pula. Lalu Rasulullah
bersabda, “Kami lebih berhak untuk berpuasa di tanggal tersebut dan kami lebih
utama atas Musa AS dari kalian.”
Rasulullah
bersabda, “Apabila tahun akan depan berjumpa dengan yaumul a’asyura, Insya
Allah, maka kami akan berpuasa di hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan
Muharram.” Namun sayangnya Rasulullah tidak bertemu tahun depan tersebut
karena beliau wafat.
Adapun
amal shalih lainnya yang bisa umat muslim lainnya lakukan pada tanggal 10
Muharram yaitu bershodakoh. Terutama memberikan makan terhadap orang yang
berpuasa di tanggal tersebut. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
yang bersodakoh pada yaumul a’asyura maka ia seperti bersodakoh setahun
lamanya.” Hadis tersebut menunjukkan Rasulullah menginginkan umat Islam
untuk saling berbagi di hari tersebut. Paling tidak ketika memberikan makan
kepada keluarga yang ikut berpuasa di bulan tersebut.
Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa yang memberikan makan orang yang sedang berpuasa pada
tanggal 10 Muharram, maka ia seolah-olah memberikan makan kepada seluruh umat
Nabi Muhammad yang sedang berpuasa dan mengenyakan perut mereka.”
Di
sisi lain, pada yaumul a’asyura tersebut bisa dikatakan adalah bulan yang
dianjurkan untuk berderma dengan orang-orang yang kita cinta dan sayangi.
Artinya pada tanggal tersebut seorang muslim tidak boleh pelit alias bakhil.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan rezekinya
untuk anak dan istrinya pada yaumul a’asyura maka Allah akan meluaskan
rezekinya sepanjang tahun.”
Adapun
nama lain dari yaumul a’asyura yaitu hari yang penuh ampunan. Sebagimana
Rasulullah Saw bersabda, “Allah menerima taubat Nabi Adam AS di yaumul a’asyura,
Allah mengampuni dosa-dosa Nabi Daud AS, dan Allah menerima taubat kaum Nabi
Yunus As.” Untuk itu kaum muslimin dianjurkan untuk membaca istigfar dan
doa nabi Yunus AS,
لاإِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي
كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang zalim".
Sayyidina
Umar bin Abdul Aziz menyarankan agar umat muslim untuk memperbanyak berzikir pada tanggal 10 Muharram. Adapun
zikir yang dianjurkannya, (Syekh Yusuf bin Hasan al-Dimasyqi:2011:65)
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri
kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada
kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS
Al-Anbiya7:87)
0 Komentar