Ketika kebutuhan
material saja yang dikejar oleh manusia, apakah manusia itu akan bahagia? Tentu
berbeda antara sukses dan bahagia. Kesuksesan itu selalu berkaitan dengan
pengorbanan fisik untuk pemenuhan jasmani saja. Sedangkan kebahagiaan itu
berkaitan dengan pencarian kenyamanan bathin sebagai kebutuhan ruhani. Maka
dari itu seorang muslim harus menyeimbangkan antara kesuksesan duniawiyah dan
kebahagiaan bathiniyah.
Stabilisasi
aktivitas dunia dan aktivitas ukhrawiyah itu perlu manajemen waktu. Misalnya,
seseorang dari pagi hingga petang mencari nafkah untuk anak dan istri di rumah.
Akan tetapi dalam pencarian tersebut ia
harus shalat di waktu shalat Zuhur dan Ashar. Kemudian aktivitas setelah pulang
bekerja, ia mencari aktivitas ruhaniyah berupa mengikuti majelis zikir dan ilmu
agama di masjid-masjid, mushola-mushola, atau majelis-majelis zikir dan taklim.
Jika para pekerja
kantor tidak bisa di hari Senin-Jumat dalam mengikuti majelis-majelis zikir dan
ilmu agama maka mereka bisa mengikutinya di weekend. Penulis menyebutnya
Zikir in Weekend. Umumnya masjid-masjid, mushola-mushola, atau
majelis-majelis zikir dan taklim sengaja mengadakan zikir dan kajian keislaman
di waktu Sabtu dan Minggu. Hal tersebut agar tidak ada alasan bagi para pekerja
untuk tidak ikut dalam aktivitas ruhaniyah tersebut.
Zikir in The
Weekend ini harus benar-benar diadakan dan disosialisasikan lagi kepada pada
orang-orang muslim di kota. Tentu para penggiat atau pelaksana Zikir in The
Weekend bisa memberikan waktu yang pas, pelaksanaannya yang praktis, dan
konten yang menarik supaya mereka dapat mengikuti kegiatan tersebut. Ketika
kegiatan tersebut diikuti oleh muslimin kota maka tidak ada lagi kehampaan
spiritual, seperti stress, depresi, dan kegelisahan jiwa.
0 Komentar