Era digitalisasi memudahkan seseorang untuk mengakses beberapa situs dan media sosial di gawainya. Hal tersebut berimplikasi pada hubungan erat antara manusia dengan smart phonenya. Kondisi tersebut bisa berpengaruh bagi perilaku dan perangai seseorang. Apalagi ketika alat canggih yang menembus ruang dan waktu tersebut digunakan untuk mencari sesuatu yang negatif. Pemicu tersebut akan terjadi seseuatu yang menimbulkan nir-adab terhadap orang lain. Seperti adanya pembacokan seorang guru oleh seorang murid, aksi bullying yang terjadi di institusi pendidikan, dan saling caci maki karena perbedaan pendapat.
Perlu kita ketahui
adab yang baik itu adalah proses untuk seseorang mempunyai akhlak mahmudah (akhlak
mulia). Tentu kalau adab ini hilang tergerus oleh zaman maka akhlak juga
hilang. Atau bisa jadi ketika seorang muslim tidak memperhatikan adab kepada
Allah Swt maka adab terhadap terhadap orang lainpun akan terabaikan. Adab
kepada Allah itu seperti masuk masjid menggunakan kaki kanan dan mengucapkan “Allahumagfirli
waftahli abwaba rahmatik” (Ya Allah ampunilah aku dan bukakan kepada ku pintu-pintu
rahmat-Mu) setelah itu menunaikan shalat tahiyatul masjid (shalat penghormatan
kepada rumah Allah tersebut. Setelah menunaikan ibadah di tempat suci tersebut keluarnya pun juga denga adab dengan kaki kiri dan mengucapkan
Disisi lain, masih
terlihatnya sebagian orang muslim yang tidak berpakaian rapi ketika masuk
masjid. Afdoliyahnya memang ketika kita menunaikan shalat baik fardhu ataupun
sunnah menggunakan baju koko dan sarung. Atau paling tidak menggunakan kemeja yang
rapih dan celana panjang. Malahan mereka menggunakan baju kaus yang tipis atau
yang sudah kumel. Tentu dari adab yang kurang rapih kepada Allah ini akan berdampak
adab yang kurang baik terhadap orang lain.
Tentu sejak dini
seorang anak harus diajarkan adab yang baik melalui teladan orang tua. Sebagaimana
Rasulullah bersabda, “Hak seorang ayah terhadap anaknya ada tiga yaitu
memberikan nama yang baik, memberikan pendidikan yang baik, dan memberikan
teladan yang baik.” Melalui hadis tersebut adab terbentuk dari sisi internal
setiap orang. Ketika orang tua tidak mendidik anaknya dengan teladan berupa
adab yang diajarkan maka mereka tumbuh dengan mengabaikan adab juga. Seperti pepatah, “Barangsiapa
yang terbiasa oleh sesuatu maka ia akan terbiasa sampai dewasa.”
Pemaparan di atas
bisa kita ambil satu pandangan bahwa adanya etika akan berimplikasi pada
estetika. Sebab etika itu berhubungan dengan adab sedangkan estetika
berhubungan dengan moral dan akhlak.
0 Komentar