Hari yang manusia jalani yaitu selalu berkaitan dengan waktu. Mulai
dari bangun tidur, proses melakukan aktivitas, dan ditutup dengan tidur. Tentu
waktu-waktu yang dilewatinya harus istimewa dan berharga. Jika tidak demikian waktu
akan memakan umur kita dengan sia-sia. Pemanfaatan waktu Rasulullah sangatlah
luar biasa. Sebab beliau menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Mulai
dari sebelum tidurnya diisi dengan kalimat-kalimat Allah, waktu sepertiga malamnya
bangun untuk Allah, proses aktivitas pagi hingga siangnya tiada terlewat kecuali bersama Allah.
Tentu
aktivitas-aktivitas yang Rasulullah lakukan dalam mengisi waktu diikuti oleh
para sahabat-sahabat, kemudian diikuti para tabiin, tabiut tabiin, dan ulama'il amilin. Sebagaimana Abdullah bin Mas’ud berkata, “Tidaklah aku
menyesal atas sesuatu kecuali penyesalanku terhadap hari yang menenggelamkan
matahari (waktu sore), singkat sekali waktu yang ku jalani, akan tetapi sedikit
sekali amalku padanya.”
Penuturan Abdullah
bin Mas’ud di atas memberikan satu pendangan kepada diri kita bahwa waktu yang
telah terlewat tidak akan kembali lagi. Sehingga kita akan menyesal dengan
waktu yang terlewat disebabkan amal shalih yang dilakukan hanya sedikit. Maka
secara tak sadar seseorang telah tumbuh uban di rambutnya dengan kebiasaan yang
biasa-biasa saja, sedikit amal shalih dan terjebak dengan amal buruk.
Sayyidina Umar bin
Abdul Aziz Ra berkata, “Sesungguhnya malam dan siang itu datang untuk mu,
maka lakukanlah amal-amal shalih di waktu-waktu tersebut.”
Imam Hasan
al-Bashri berkata, “Wahai
manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu
hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.” Beliau tambahkan kembali, “Aku
mendapati kaum-kaum yang mereka memanfaatkan waktu mereka dengan ketamakan
dalam mengumpulkan dirham-dirham dan dinar-dinar.”
Pernyataan
Imam Hasan al-Bashri di atas bisa disimpulkan bahwa waktu itu lebih berharga
dari berlian. Untuk itu memanfaatkan waktu bukan hanya untuk mempupuk kekayaan
di dunia saja akan tetapi memanfaatkannya
dengan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Sungguh merugi jika
manusia mengumpulkan harta akan tetapi dengan hartanya ia akan tamak dan lupa
akan sesuatu yang harus dikeluarkan melalui zakat. Ingatkah kisah Qarun yang
sebelum ia menjadi seorang yang kaya raya, ia menunaikan ibadah kepada Allah.
Akan tetapi ketika ia menggapai kekayaan dunia ia melupakan Tuhan-nya.
0 Komentar