Syekh Abdul Fattah Abu Guddah berkata, “Wajib bagi manusia untuk
berhati-hati terhadap waktu yang dijalani dalam kehidupannya.” Pernyataan
tersebut tentu memotivasi kita untuk menggunakan waktu secara efektif dan
efisien. Sebab waktu terus berjalan tanpa kenal henti dan memakan usia manusia
itu sendiri. Sehingga tanpa kita sadari, sejauh mana kita untuk mematuhi
perintah sang khalik dan menjauhi larangannya.
Allah telah
berfirman di dalam QS
Al-Hijr:38, “Sampai
hari (suatu) waktu yang telah ditentukan.” Ayat tersebut menunjukkan bahwa waktu itu
mengalir dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, minggu
ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Apa kita terlena dengan kecepatan
dan percepatan waktu tersebut. Keterlenaan manusia biasanya mencari kenyamaanan
kehidupan di dunia dan melupakan hidup enak kelak di akhirat. Tentu boleh saja
kita mencari kehidupan yang layak di dunia. Karena kehidupan yang mapan di dunia
bisa membantu orang lain dan bermanfaat bagi orang lain. Namun berapa banyak
dari manusia dengan kemapanan tersebut seolah datang dari ikhtiyarnya sendiri
dan melupakan rezeki yang telah diberikan Rabb-nya.
Untuk
itu, menyongsong tahun 2024, seorang muslim harus meresolusi dirinya untuk sadar
bahwa dunia dipersembahkan bagi manusia
sebagai tempat untuk mengabdi pada Sang Pencipta. Pengabdian tersebut berupa
menjalani ketaatan dan ketakwaan di dalam hidup. Pada ghalibnya, kehidupan ini
perlu perjalanan yang indah, perjalanan yang mendapatkan cinta Allah Swt. Sebab
meraih cinta manusia itu mudah, dan meraih cinta Allah butuh kesadaran.
Cinta kepada manusia didapat melalui sesuatu
yang diberikan, atau pujian untuknya. Sehingga dengan kondisi tersebut hati
manusia itu akan luluh dan menganggap pujian tersebut bentuk kesetiaan pada
dirinya. Namun berbeda dengan para ulama salafuna salih, mereka paling benci
ketika ada seseorang yang memuji diri mereka. Oleh karena pujian yang agung itu
hanya ditujukkan kepada Allah Swt, zat yang maha Agung dan Tinggi. Maka umumnya
mereka yang berpendapat, “Janganlah kalian memuji aku, sebab pujian yang
agung hanya ditujukkan kepada Allah Azza wa Jalla.”
0 Komentar