Manajemen Da’i, Perlukah? oleh Sayyid Muhammad Yusuf, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)


            Dai’ dan dai’ah mempunyai peranan untuk mengajak umat Islam  beribadah dan beramal salih. Ajakan tersebut bisa melalui ceramah, tulisan, atau pun tingkah laku yang sesuai syariat di masyarakat. Sehingga umat muslim sebagai mayoritas mengikuti ajakan-ajakan tersebut tanpa melebihi dan menguranginya. Kondisi tersebut akan berpengaruh kepada keamanan, kenyamanan, dan kerukunan di tanah air tercinta ini.

         Percepatan informasi dan tekhnologi mempengaruhi dakwah para da’i dan da’iah di Indonesia. Sebab media sosial sebagai sarana efektif mereka untuk memberikan mauizoh hasanah. Di samping itu sarana tersebut alat marketing mereka untuk dikenal baik di dunia maya dan dunia nyata. Hal tersebut terlihat dari followers di berbagai media tersebut di antaranya facebook, twitter, instagram, tik tok dan lain-lain. Semakin banyak follower semakin banyak dikenal jati diri pada seorang dai’ dan dai’ah.

            Yang menjadi pertanyaan, di zaman yang modern ini, ada manajemen-manajemen dai’ dan dai’yah sebagai media untuk mengatur jadwal mereka dalam berdakwah. Bahkan manajemen-manajemen tersebut bukan hanya mengatur kegiatan dakwah saja akan tetapi membangun imaje dan mengevaluasi mereka dalam rangka perbaikan-perbaikan dakwah bagi seorang dai’ dan da’iyah tersebut di masyarakat. Tentu dai’ dan da’iyah yang disukai oleh masyarakat yaitu da’i dan da’iyah yang tidak tektualis akan tetapi mereka yang bisa memberikan nasehat-nasehat atas fenomena-fenomena yang terjadi sekarang ini.

            Di sisi lain ada beberapa manajemen da’i dan dai’yah bukan hanya mengatur, mengarahkan, dan mengevaluasi seorang pendakwah tersebut akan tetapi mereka memberikan harga atau tarif bagi setiap agenda mereka. Tentu manajemen yang tersebut sudah mengeksploitasi dan mengkomersialisasi dakwah. Sebab dai’ atau dai’yah itu bukan profesi akan tetapi mereka pelanjut dakwah nabi Muhammad dan pengayom bagi masyarakat.

            Memang para dai’ dan dai’yah harus mempunyai manajer atau pengatur agenda dan kegiatan dakwah mereka. Karena kesibukan mereka sampai-sampai lupa mencatat jadwal ceramah mereka. Sehingga nanti ada jadwal yang terlewatkan dan menyebabkan kekecewaan pada panitia yang membuat acara tersebut. Oleh karena itu, manajer da’i dan dai’yah tersebut hanya sekedar mencatat agenda dakwah bukan mengkomersialisasi atau mengekploitasi mereka.

           




Posting Komentar

0 Komentar