Dai’ dan dai’ah mempunyai peranan untuk mengajak umat Islam beribadah dan beramal salih. Ajakan tersebut bisa melalui ceramah, tulisan, atau pun tingkah laku yang sesuai syariat di masyarakat. Sehingga umat muslim sebagai mayoritas mengikuti ajakan-ajakan tersebut tanpa melebihi dan menguranginya. Kondisi tersebut akan berpengaruh kepada keamanan, kenyamanan, dan kerukunan di tanah air tercinta ini.
Percepatan
informasi dan tekhnologi mempengaruhi dakwah para da’i dan da’iah di Indonesia.
Sebab media sosial sebagai sarana efektif mereka untuk memberikan mauizoh
hasanah. Di samping itu sarana tersebut alat marketing mereka untuk dikenal baik di
dunia maya dan dunia nyata. Hal tersebut terlihat dari followers di berbagai
media tersebut di antaranya facebook, twitter, instagram, tik tok dan
lain-lain. Semakin banyak follower semakin banyak dikenal jati diri pada
seorang dai’ dan dai’ah.
Yang menjadi pertanyaan,
di zaman yang modern ini, ada manajemen-manajemen dai’ dan dai’yah sebagai media
untuk mengatur jadwal mereka dalam berdakwah. Bahkan manajemen-manajemen tersebut
bukan hanya mengatur kegiatan dakwah saja akan tetapi membangun imaje dan mengevaluasi
mereka dalam rangka perbaikan-perbaikan dakwah bagi seorang dai’ dan da’iyah tersebut
di masyarakat. Tentu dai’ dan da’iyah yang disukai oleh masyarakat yaitu da’i
dan da’iyah yang tidak tektualis akan tetapi mereka yang bisa memberikan nasehat-nasehat
atas fenomena-fenomena yang terjadi sekarang ini.
Di sisi lain ada
beberapa manajemen da’i dan dai’yah bukan hanya mengatur, mengarahkan, dan mengevaluasi
seorang pendakwah tersebut akan tetapi mereka memberikan harga atau tarif bagi
setiap agenda mereka. Tentu manajemen yang tersebut sudah mengeksploitasi dan
mengkomersialisasi dakwah. Sebab dai’ atau dai’yah itu bukan profesi akan
tetapi mereka pelanjut dakwah nabi Muhammad dan pengayom bagi masyarakat.
Memang para dai’
dan dai’yah harus mempunyai manajer atau pengatur agenda dan kegiatan dakwah
mereka. Karena kesibukan mereka sampai-sampai lupa mencatat jadwal ceramah
mereka. Sehingga nanti ada jadwal yang terlewatkan dan menyebabkan kekecewaan
pada panitia yang membuat acara tersebut. Oleh karena itu, manajer da’i dan dai’yah
tersebut hanya sekedar mencatat agenda dakwah bukan mengkomersialisasi atau
mengekploitasi mereka.
0 Komentar