Tebet, Wilayah Religius di Jakarta Selatan oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)


            Tebet, sebuah kawasan strategis dan elit di Jakarta Selatan. Hal tersebut disebabkan oleh harga tanah yang tinggi. Namun, bukan berarti wilayah tersebut jauh dari agama. Malahan ada wadah-wadah dan spot-spot yang mendukung kegiatan keagamaan. Wadah-wadah keagamaan yang penting di Tebet yaitu Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Tebet yang dinahkodai oleh KH. Syaifuddin Zein dan Dewan Masjid Indonesia kecamatan Tebet yang dipimpin oleh Habib Abdullah bin Husein Alatas. Dua lembaga tersebut mempunyai peranan penting di kawasan tersebut, MUI Tebet selalu mengadakan kajian taklim untuk pengkaderan ulama sedangkan DMI Tebet untuk memantau, mengawasi, dan mendukung kegiatan masjid-masjid dan juga mushola-mushola di Tebet.

            Keaktifan shalat subuh gabungan juga menjadi sarana keagaman yang menjadi sorotan di Tebet. Ada dua paguyuban yang menaungi kegiatan shalat Subuh Gabungan di Tebet dan Kebon Baru  yaitu BKS3B (Badan Koordinasi Silaturahmi Sholat Subuh Berjamaah) dan GS3B (Gerakan Silaturahmi dan Solat Subuh Berjamaah). Adapun BKS3B dinahkodai oleh KH. Zaini Shalihin dan GS3B yaitu Habib Umar bin Idrus Alatas. Kegiatan Subuh gabungan yang dilaksanakan oleh BKS3B yaitu setiap hari Ahad dan aktivitas Subuh berjamaah yang diselenggarakan oleh GS3B yaitu setiap hari Sabtu.

            Komunikasi antar ulama dan umaro di Tebet juga terjalin baik, komunikasi antara Ketua MUI, ketua DMI, lurah, dan camat. Sebab komunikasi tersebut akan berdampak pada kerukunan antar umat seagama dan antar umat beragama. Ada saja kasus yang ditemukan di Tebet misalnya ada saja protes yang dilakukan warga  berkenaan  suara speaker yang berlebihan di masjid tertentu sehingga membuat terganggu masyarakat sekitar. Di sisi lain, adanya penutupan jalan protokol tertentu karena digunakan untuk acara tabligh akbar. Dua kasus ini harus menjadi perhatian bagi tokoh pemerintahan setempat dan tokoh agama di wilayah elit tersebut.

            Regenerasi para asatidz di Tebet juga menjadi bagian penting dari mengidupkan estafet dakwah di daerah tersebut. Tentu ada lembaga formal dan non-formal dalam mengkaderisasi pengajar agama dan da’i di Tebet. Adapun sekolah keagamaan yang masyhur di Tebet yaitu madrasah Ats-Tsaqofah Islamiyyah, Assyafiiyah, Tarbiyatul Mutaalimin, Darul Quran, Pesantren Al-Kifahi Atsaqofy, dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan majelis-majelis taklim di daerah Tebet tak terhitung jumlahnya.

            Majelis-majelis Taklim menjadi sarana penguat kegiatan keagamaan di Tebet. Sebab sarana-sarana tersebut dibutuhkan bagi orang-orang yang sibuk dalam pekerjaan dan pencarian nafkah. Sehingga fasilitas keagamaan tersebut biasa diadakan setiap setelah Magrib, atau ba’da Isya, atau di weekend. Melaui wadah-wadah taklim tersebut diharapkan warga Tebet mengerti dan memahami agama serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

            Kendatipun religiusitas di Tebet tidak diragukan lagi akan tetapi para ulama dan umaro setempat juga harus membuat formulasi untuk mengajak pemuda-pemudi untuk aktif dalam kegiatan keagamaan. Formulasi tersebut mungkin tokoh masyarakat dan tokoh cedikiawan muslim mengajak para ustadz-ustadzah membuat program untuk menarik minat mereka. Mungkin dengan diadakannya Ngaji in Café, Ngaji in Hotel, dan Ngaji in Taman Eco Park.

           

           

           

           

           




Posting Komentar

0 Komentar