Shalat, merupakan ibadah yang
sangat penting bagi umat muslim. Sebab ibadah tersebut akan mengubah prilaku
dan perbuatan seseorang di dalam keseharian. Selain itu ibadah mahdah tersebut
akan mengilangkan segala kesulitan dan keburukan serta mengangkat derajat
orang-orang yang menjaganya. Sebagaimana Allah Swt berfirman di dalam al-quran:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ
وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ
يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ
ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ
Dan dirikanlah
shalat itu pada kedua tepi siang (pagi
dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat (QS Hud: 114)
Bahkan ada malaikat yang selalu berseru
kepada hamba-hamba Allah di setiap waktu shalat. Hal tersebut menandakan
malaikat tersebut cinta dan sayang kepada mereka (Abdillah Siraj al-Din
Al-Husaini:2020:32). Sebagaimana Nabi Muhammad Saw bersabda,
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ لِلهِ مَلَكًا يُنَادِي عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ: يَا
بَنِي آدَمَ، قُومُوا إِلَى نِيرَانِكُمْ الَّتِي أَوْقَدْتُمُوهَا عَلَى
أَنْفُسِكُمْ، فَأَطْفِئُوهَا بِالصَّلَاةِ»
Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Alloh memiliki malaikat yang menyeru pada tiap-tiap sholat (lima waktu), “Wahai Bani Adam, berdirilah menuju api kamu, yang kamu menyalakannya kepada dirimu sendiri, kemudian padamkan api itu dengan sholat!”
Sayyidina Abdullah bin Abbas RA pernah ditanya, “Hari apa yang paling baik,
dan bulan apa yang baik, serta amal apa yang paling baik?” Maka beliau
menjawab, “Paling baiknya hari-hari ialah hari Jumat. Paling baiknya
bulan-bulan ialah bulan Ramadhan. Paling baiknya amal-amal ialah shalat lima
waktu pada waktunya.”
Pernyataan Sayyidina Abdullah bin Abbas
memberikan satu perspektif bahwasannya shalat fardhu di awal waktu akan
mendapatkan anugrah dan karunia dari Allah Swt. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad
Saw, “Awal waktu (shalat) itu ada ridhanya Allah Swt, dan pertengahan waktu
itu ada kasih sayangnya Allah, akhir waktu itu ada maafnya
Allah Azza wa Jalla.” (Imam Nawawi:2020:27)
Sementara para ulama
salafuna salih bukan hanya mewajibkan shalat fardhu saja tetapi juga mereka
tidak meninggalkan shalat sunnah. Sebagaimana Imam Ghazali berkata, “Seyogyanya
seorang muslim tidak meninggalkan shalat sunnah karena ia menambal kekurangan
dari shalat fardhu. Shalat fardhu itu modal sedangkan shalat fardhu itu
menduduki keuntungan.”
Nabi Muhammad pun
menganjurkan untuk memperbanyak shalat pada umatnya. Sebab shalat itu adalah
komunikasi seorang hamba kepada Rabb-Nya. Kedekatan melalui shalat itu salah
satu penyebab doa seorang hamba itu cepat dikabulkan. Sebagaimana Imam Ali
Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib melakukan shalat dalam sehari
tidak kurang dari lima ratus rakaat (Imam Haddad:Sebagaimana Nabi Muhammad Saw
bersabda, “Shalat itu sebaik-baiknya tempat, maka barang siapa yang mampu
memperbanyaknya hendaknya ia memperbanyaknya.”
Di sisi lain orang
yang dia memperbanyak shalat sunnah akan mendapatkan derajat di sisi Allah. Derajat
dari Allah tidak bisa diukur dengan harta dan tahta melainkan segala kelezatan
iman dan ibadah bisa dijalani oleh seorang hamba. Sebagaimana Nabi Muhammad
bersabda, “Hendaknya kamu memperbanyak sujud, karena sesungguhnya tidaklah
kamu bersujud kepada Allah satu kali sujud melainkan Allah mengangkat derajatmu
dengannya dan menghapuskan kesalahan-kesalahan yang ada padamu.”
0 Komentar